STOP Mengungkap 25 Organisasi Tambahan Yang Membantu Perusahaan Rokok Merusak Kesehatan Masyarakat
Data terbaru Industry Allies mengungkap keterlibatan sebuah grup global berkedok pemasaran dan layanan masyarakat (astroturf), pihak ketiga yang bermarkas di Amerika Serikat dan memiliki wilayah kerja yang meliputi Bangladesh, Indonesia serta Pakistan
(New York, Amerika Serikat dan Bath, Britania Raya, 8 November 2022) – Organisasi pengawas industri rokok, STOP, hari ini mengumumkan adanya 25 organisasi tambahan dari 12 negara dalam basis data bertajuk Industry Allies. Organisasi-organisasi yang tercantum dalam daftar tersebut dikategorikan sebagai grup pembela, grup “astroturf” atau pihak ketiga yang mempromosikan agenda industri rokok walaupun mencitrakan diri sebagai pihak yang independen. Daftar ini memberikan wawasan baru kepada para pembuat keputusan, media, dan advokat kesehatan tentang kelompok-kelompok tersebut, yang secara aktif berusaha menghambat, menunda atau membatalkan kebijakan-kebijakan yang diambil dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat.
“Perkembangan ini membuktikan kembali bahwa industri rokok memanfaatkan berbagai jenis organisasi untuk mmempengaruhi masyarakat. Mulai dari organisasi tradisional seperti kelompok petani dan asosiasi pengecer, yang anggotanya memiliki kepentingan dalam penjualan produk-produk industri rokok, sampai kelompok-kelompok yang mempromosikan produk elektronik dari industri rokok,”ujar Phil Chamberlain, Deputy Director Tobacco Control Research Group di University of Bath, mitra STOP. “Kesamaan faktornya adalah adanya kepentingan bersama, dengan perusahaan rokoksebagai pendiri, penyandang dana, dan anggota atau sebagai sumber pendapatan organisasi tersebut.”
STOP sudah memasukkan 135 kelompok dari 33 negara sejak basis data tersebut diluncurkan pada tahun 2019. Pengkinian yang diluncurkan hari ini memuat beberapa organisasi yang fokus di beberapa negara dengan jumlah perokok tertinggi serta populasi terbesar, antara lain Bangladesh, India, Indonesia dan Pakistan. Colombia merupakan negara baru yang masuk ke dalam daftar tersebut.
Banyak dari kelompok-kelompok yang baru saja ditambahkan ke dalam daftar mempromosikan rokok dan produk hasil tembakau terbaru dari industri; empat di antaranya adalah asosiasi pedagang kebutuhan harian, agen suratkabar atau majalah, dan toko yang menjual produk-produk industri rokok; beberapa organisasi memposisikan diri sebagai perwakilan kepentingan petani tembakau, termasuk Kamar Dagang atau kelompok bisnis.
Chamberlain melanjutkan: “Industri berusaha mempengaruhi kebijakan-kebijakan baru dengan kepentingan mereka sendiri, bahkan di beberapa negara, membatalkan kebijakan yang sudah diimplementasikan untuk menurunkan jumlah perokok. Hal yang mengkhawatirkan adalah, para sekutu yang kami identifikasi tersebut hanya mewakili sebagian saja dari mereka yang membantu industri memastikan bahwa lingkungan usaha dan kebijakan yang ada tetap ramah terhadap kepentingan industri. Para pembuat keputusan harus tahu tentang semua kelompok ini, karena, meskipun kelihatannya independen, mereka sebenarnya membantu industri rokok.”
Industri rokok punya sejarah panjang mendanai kelompok-kelompok pro-bisnis dan anti-regulasi serta kelompok cendekia untuk membangun kredibilitas dan pengaruh mereka. Organisasi-organisasi yang masuk dalam daftar STOP punya kaitan jelas dengan industri rokok dan mempromosikan posisi-posisi kebijakan yang pro-industri, termasuk menentang kenaikan cukai rokok, kemasan rokok yang polos, peringatan kesehatan bergambar di kemasan rokok dan pembatasan pemasaran di kalangan anak muda. Sebagian lainnya berperan membantu industri membersihkan reputasi mereka. Beberapa organisasi yang ditambahkan ke dalam daftar antara lain:
- Asosiasi Petani Tembakau Indonesia yang memobilisasi petani tembakau untuk menentang upaya pengendalian tembakau dan mendesak pemerintah Indonesia agar tidak meratifikasi WHO Framework Convention on Tobacco Control (FCTC), yang merupakan perjanjian global.
- Foundation for a Smoke-Free World yang didanai oleh Philip Morris International, sebuah kelompok pembela yang memberikan dana kepada International Network of Nicotine Consumer Organisations yang bermarkas di Swiss, mereka mempromosikan pemakaian produk nikotin dan tembakau terbaru di seluruh dunia.
- Concordia yang bermarkas di Amerika Serikat, menyelenggarakan acara, termasuk pertemuan tahunan yang berlangsung di minggu yang sama dengan General Assembly PBB. Kelompok ini memberikan platform bagi Philip Morris International, yang merupakan “anggota kehormatan” Concordia, untuk menyampaikan pesan-pesan “transformasi” yang menyesatkan kepada PBB, para pembuat kebijakan dan peserta dari kalangan bisnis.
- BAT Bangladesh, Philip Morris Bangladesh dan United Dhaka Tobacco Co. Ltd adalah anggota dari Bangladesh‘s Foreign Investors Chamber of Commerce & Industry (FICCI), yang melakukan lobi melawan kebijakan pengendalian tembakau. Para eksekutif industri menjabat sebagai dewan direksi FICCI.
- Behtr Pakistan mempromosikan narasi industri, seperti mengaitkan peningkatan cukai rokok dengan perdagangan gelap. Organisasi tersebut mengklaim diri sebagai “layanan publik nasional, inisiatif kepentingan nasional” tetapi didirikan oleh Pakistan Tobacco Company Limited, yang merupakan anak perusahaan British American Tobacco.
- International Association on Smoking Control and Harm Reduction yang bermarkas di Belgia bekerja secara global mempromosikan pemakaian produk-produk tembakau dan nikotin baru. Acara-acara mereka yang menampilkan ilmuwan dan eksekutif industri.
- Acción Técnica Social yang berbasis di Colombia juga mempromosikan pemakaian produk tembakau dan nikotin baru. Organisasi itu memiliki kontrak dan memberikan saran kepada Philip Morris International.
Para peneliti di STOP memprofilkan tiga kategori sekutu industri yang mendeskripsikan tingkat keselarasan dengan industri serta kegiatan mereka, misalnya:
Kelompok pembela: Organisasi yang mengklaim diri indenden, namun didirikan, didanai atau dikendalikan oleh kepentingan perusahaan. Kelompok ini memiliki keselarasan terbesar dengan industri. Misalnya: Foundation for a Smoke-Free World (Amerika Serikat), Prerona Foundation (Bangladesh), dan The Tobacco Institute of India (India).
Kelompok “astroturf” berkedok “Layanan Masyarakat”: Kelompok pembela spesifik yang merekrut pendukung nyata atau palsu untuk memberi kesan dukungan akar rumput bagi kebijakan atau masalah yang ramah industri. Misalnya: World Vapers Alliance (Amerika Serikat) dan Forest (Britania Raya).
Organisasi pihak ketiga: Organisasi yang melakukan lobi atau peran dukungan masyarakat atas nama perusahaan tembakau namun terkesan independen. Misalnya: Concordia (Amerika Serikat), INNCO (Swiss), dan Alternative Research Initiative (Pakistan).
Dalam basis data STOP, sekutu industri dapat dilihat berdasarkan nama, lokasi atau klasifikasi. Bukti-bukti baru atau tips mengenai kelompok baru atau yang sudah ada dapat diberikan di sini.
Sumber informasi
Peneliti STOP menggunakan sumber akademis dan jurnal, laporan pemerintah, berkas-berkas keuangan, artikel berita, dokumen legal dan bahan-bahan dari organisasi itu sendiri untuk menyusun daftar ini. Untuk membantu menilai transparansi finansial, STOP menggunakan peringkat Transparify. Bukti-bukti yang mendukung masuknya semua kelompok tersebut dalam daftar tersedia dalam Tobacco Tactics.
Silakan hubungi kantor pers STOP untuk mendapat informasi lebih lanjut, atau untuk memperoleh keterangan dari juru bicara STOP.
Tentang STOP ( Stopping Tobacco Organizations and Products)
STOP adalah organisasi pengawas industri rokok berskala global yang memiliki misi untuk mengungkap strategi dan taktik industri rokok yang merugikan kesehatan masyarakat. STOP didanai oleh Bloomberg Philanthropies dan terdiri dari kemitraan antara The Tobacco Control Research Group di University of Bath, The Global Center for Good Governance in Tobacco Control (GGTC), International Union Against Tuberculosis and Lung Disease (The Union) dan Vital Strategies. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi exposetobacco.org.